Menu

Kamis, 29 Mei 2025

Surga dibalik letihnya menjadi orang tua

Surga di Balik Letih: Renungan Menjadi Orang Tua dalam Islam

Bismillāhirraḥmānirraḥīm.

Menjadi orang tua bukan hanya peran,
Tapi amanah suci yang turun dari langit Allah.
Ia bukan sekadar memberi makan dan pakaian,
Tapi menanam iman dalam dada yang masih polos dan terang.

Ketika tangan kecil itu menggenggam jari kita,
Langit bersaksi, tanggung jawab itu dimulai.
Malam-malam yang tak lagi tenang,
adalah dzikir tanpa suara, ibadah yang tak tertulis di sajadah.

💫 “Kullukum ra'in wa kullukum mas'ūlun ‘an ra’iyyatihi...”
"Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Menjadi ayah—adalah pelindung yang kokoh meski retak dalam diam.
Menjadi ibu—adalah lautan cinta yang dalamnya tak terukur zaman.
Mereka tak menuntut balas, hanya ingin ridha Allah tumbuh di hati sang anak.

Anak bukan milik,
Ia titipan—seperti embun pagi yang tak bisa kita genggam lama.
Ia akan tumbuh, berlayar, dan memilih arah,
dan kita... hanya bisa membekalinya dengan do'a dan suri teladan yang tak lelah.

🌿 Dalam Islam, orang tua adalah guru pertama,
bukan dari buku, tapi dari akhlak dan cinta.
Shalat yang dijaga, tutur yang lembut,
adalah pelajaran hidup yang akan menempel seumur usia.

Dan kelak, saat usia menua dan rambut memutih,
doa dari anak shalih yang kita didik dengan sabar,
menjadi pelita di alam barzakh yang sunyi.
Itulah warisan abadi: bukan harta, tapi pahala tak putus dari keturunan yang taat.

📿 Maka wahai orang tua,
jangan lelah mencintai dalam diam,
mendidik dengan kelembutan,
dan menuntun dengan keteladanan.

Karena setiap peluhmu adalah benih pahala,
setiap letihmu adalah jalan ke surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar