Perkenalkan, nama saya Tajudin, S.Pd. Saya adalah seorang guru Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Jepang di sebuah sekolah menengah pertama. Selain mengajar,
saya juga mengemban amanah sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan,
Pembina OSIS, serta Operator Sekolah. Mungkin banyak yang bertanya, bagaimana
rasanya menjalani berbagai peran ini sekaligus? Jawaban saya sederhana: lelah,
tapi bahagia. Karena dalam setiap peran yang saya jalani, saya selalu menemukan
cerita, pelajaran, dan pengalaman yang membuat saya merasa hidup lebih bermakna.
Menjadi Guru Agama Islam dan Bahasa Jepang: Menanam Nilai, Merajut
Cita-cita
Mengajar Pendidikan Agama Islam bukan sekadar menyampaikan ilmu, tapi tentang
menanamkan nilai dan membentuk karakter siswa menjadi insan yang berakhlak
mulia. Saya selalu percaya, ilmu yang baik adalah ilmu yang bisa menumbuhkan
hati yang bersih dan perilaku yang terpuji. Mengajar Bahasa Jepang adalah pintu
bagi saya mengajak siswa mengenal dunia yang lebih luas. Setiap kata dan budaya
yang saya ajarkan, saya iringi dengan cerita-cerita inspiratif dari negeri
Sakura, yang membuat mereka lebih semangat bermimpi dan melangkah ke masa depan.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan: Dinamika yang Tak Pernah Sepi
Menjadi Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan adalah tantangan tersendiri. Dunia
siswa itu dinamis, penuh kejutan, dan kadang membuat pusing kepala. Tapi di
balik itu, saya menemukan banyak momen berharga. Sebagai Wakil Kepala Sekolah
bidang Kesiswaan, saya bersentuhan langsung dengan dunia siswa yang penuh warna.
Ada suka, ada duka, ada cerita lucu, ada juga kisah haru. Mulai dari mendampingi
siswa , memediasi konflik kecil di antara teman sekelas, hingga menjadi tempat
curhat bagi siswa yang kesulitan belajar atau masalah keluarga. Saya belajar
bahwa menjadi wakil kepala sekolah bukan hanya soal administrasi dan
kedisiplinan, tapi juga menjadi sahabat, mentor, bahkan orang tua kedua bagi
siswa.
Pembina OSIS: Melahirkan Pemimpin yang Berjiwa Besar
Sebagai Pembina OSIS, saya memiliki kesempatan mendampingi siswa belajar menjadi
pemimpin. Bukan sekadar mengatur acara atau memimpin rapat, tapi belajar tentang
kesabaran, tanggung jawab, kerja sama, dan keikhlasan. Saya selalu mengingatkan
mereka, bahwa menjadi pemimpin bukan tentang kekuasaan, tapi tentang melayani
dan memberi teladan. Momen paling berkesan bagi saya adalah ketika melihat
siswa-siswa OSIS yang dulu saya dampingi, kini tumbuh menjadi pribadi yang lebih
matang, lebih bijak, dan lebih percaya diri. Itu kebahagiaan yang tidak bisa
diukur dengan apapun.
Operator Sekolah: Di Balik Layar yang Penuh Tantangan
Di sela-sela kesibukan mengajar dan membina, saya juga menjalani peran sebagai
Operator Sekolah. Tugas yang sering dianggap "hanya mengurus data", padahal
tanggung jawabnya sangat besar. Saya sadar, ketelitian dan keakuratan dalam
pekerjaan ini sangat menentukan keberhasilan administrasi sekolah. Meski sering
bekerja di balik layar, saya bangga menjadi bagian dari proses yang menggerakkan
roda sekolah ke arah yang lebih baik.
Kesan dan Pesan: Tentang Arti Sebuah Pengabdian
Kalau boleh jujur, perjalanan ini tidak mudah. Ada banyak pengorbanan waktu,
tenaga, bahkan perasaan. Tapi semua itu terbayar lunas saat melihat senyum
siswa, saat mendengar ucapan terima kasih dari mereka yang merasa terbantu, atau
saat melihat mereka sukses di masa depan. Saya belajar bahwa menjadi guru,
pembina OSIS, wakil kepala sekolah, dan operator sekolah bukanlah pekerjaan
biasa. Ini adalah panggilan jiwa. Panggilan untuk terus belajar, terus mengabdi,
dan terus menjadi bagian dari perubahan yang lebih baik.
Pesan saya untuk siapapun yang sedang berjuang di dunia pendidikan:
Jangan pernah lelah mencintai pekerjaan ini. Karena dalam setiap tetes keringat
kita, ada masa depan bangsa yang sedang kita bangun. Teruslah menjadi cahaya,
meski kadang lelah dan redup. Percayalah, cahaya kecil itu bisa menuntun banyak
hati menuju jalan yang lebih terang. ________________________________________
Penutup
Semoga kisah sederhana ini bisa menjadi semangat baru untuk para guru, operator
sekolah, pembina OSIS, dan semua pejuang pendidikan di luar sana. Mari kita
terus melangkah bersama, dengan hati yang penuh keikhlasan dan cinta.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sungguh satu perjalanan yang lelah tapi mudah2an menjadi lillah pak, semoga semakin banyak bermanfaat untuk orang banyak terutama para siswa menjadi termotivasi ,dan semoga menjadi Jariah yang Allah Ridhoi sedikit pantun
BalasHapusBeli palu kebelgia beserta sahabat.
Bolehlah di lanjut,kaka sekawan,bersama nana wasis naik motor kesebelah.
Kalau ingin bahagia dan bermanfaat.
Kenallah dgn pa Tajud,waka kesiswaan,pembina osis dan operator sekolah.
Terimakasih banyak atas motivasi yang selalu Bu nur berikan, semoga kita bisa terus memberi manfaat
BalasHapus