Menu

Sabtu, 17 Mei 2025

Menjadi Guru, Wakil Kepala Sekolah, Operator Sekolah, dan Pembina OSIS—Sebuah Perjalanan Penuh makna

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Perkenalkan, nama saya Tajudin, S.Pd. Saya adalah seorang guru Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Jepang di sebuah sekolah menengah pertama. Selain mengajar, saya juga mengemban amanah sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Pembina OSIS, serta Operator Sekolah. Mungkin banyak yang bertanya, bagaimana rasanya menjalani berbagai peran ini sekaligus? Jawaban saya sederhana: lelah, tapi bahagia. Karena dalam setiap peran yang saya jalani, saya selalu menemukan cerita, pelajaran, dan pengalaman yang membuat saya merasa hidup lebih bermakna. 

Menjadi Guru Agama Islam dan Bahasa Jepang: Menanam Nilai, Merajut Cita-cita 

Mengajar Pendidikan Agama Islam bukan sekadar menyampaikan ilmu, tapi tentang menanamkan nilai dan membentuk karakter siswa menjadi insan yang berakhlak mulia. Saya selalu percaya, ilmu yang baik adalah ilmu yang bisa menumbuhkan hati yang bersih dan perilaku yang terpuji. Mengajar Bahasa Jepang adalah pintu bagi saya mengajak siswa mengenal dunia yang lebih luas. Setiap kata dan budaya yang saya ajarkan, saya iringi dengan cerita-cerita inspiratif dari negeri Sakura, yang membuat mereka lebih semangat bermimpi dan melangkah ke masa depan. 

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan: Dinamika yang Tak Pernah Sepi 

Menjadi Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan adalah tantangan tersendiri. Dunia siswa itu dinamis, penuh kejutan, dan kadang membuat pusing kepala. Tapi di balik itu, saya menemukan banyak momen berharga. Sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, saya bersentuhan langsung dengan dunia siswa yang penuh warna. Ada suka, ada duka, ada cerita lucu, ada juga kisah haru. Mulai dari mendampingi siswa , memediasi konflik kecil di antara teman sekelas, hingga menjadi tempat curhat bagi siswa yang kesulitan belajar atau masalah keluarga. Saya belajar bahwa menjadi wakil kepala sekolah bukan hanya soal administrasi dan kedisiplinan, tapi juga menjadi sahabat, mentor, bahkan orang tua kedua bagi siswa. 

Pembina OSIS: Melahirkan Pemimpin yang Berjiwa Besar 

Sebagai Pembina OSIS, saya memiliki kesempatan mendampingi siswa belajar menjadi pemimpin. Bukan sekadar mengatur acara atau memimpin rapat, tapi belajar tentang kesabaran, tanggung jawab, kerja sama, dan keikhlasan. Saya selalu mengingatkan mereka, bahwa menjadi pemimpin bukan tentang kekuasaan, tapi tentang melayani dan memberi teladan. Momen paling berkesan bagi saya adalah ketika melihat siswa-siswa OSIS yang dulu saya dampingi, kini tumbuh menjadi pribadi yang lebih matang, lebih bijak, dan lebih percaya diri. Itu kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan apapun. 

Operator Sekolah: Di Balik Layar yang Penuh Tantangan 

 Di sela-sela kesibukan mengajar dan     membina, saya juga menjalani peran sebagai Operator Sekolah. Tugas yang sering dianggap "hanya mengurus data", padahal tanggung jawabnya sangat besar. Saya sadar, ketelitian dan keakuratan dalam pekerjaan ini sangat menentukan keberhasilan administrasi sekolah. Meski sering bekerja di balik layar, saya bangga menjadi bagian dari proses yang menggerakkan roda sekolah ke arah yang lebih baik. 

Kesan dan Pesan: Tentang Arti Sebuah Pengabdian
     
Kalau boleh jujur, perjalanan ini tidak mudah. Ada banyak pengorbanan waktu, tenaga, bahkan perasaan. Tapi semua itu terbayar lunas saat melihat senyum siswa, saat mendengar ucapan terima kasih dari mereka yang merasa terbantu, atau saat melihat mereka sukses di masa depan. Saya belajar bahwa menjadi guru, pembina OSIS, wakil kepala sekolah, dan operator sekolah bukanlah pekerjaan biasa. Ini adalah panggilan jiwa. Panggilan untuk terus belajar, terus mengabdi, dan terus menjadi bagian dari perubahan yang lebih baik. 

Pesan saya untuk siapapun yang sedang berjuang di dunia pendidikan: 
     
Jangan pernah lelah mencintai pekerjaan ini. Karena dalam setiap tetes keringat kita, ada masa depan bangsa yang sedang kita bangun. Teruslah menjadi cahaya, meski kadang lelah dan redup. Percayalah, cahaya kecil itu bisa menuntun banyak hati menuju jalan yang lebih terang. ________________________________________ 
Penutup 
    
Semoga kisah sederhana ini bisa menjadi semangat baru untuk para guru, operator sekolah, pembina OSIS, dan semua pejuang pendidikan di luar sana. Mari kita terus melangkah bersama, dengan hati yang penuh keikhlasan dan cinta. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

2 komentar:

  1. Sungguh satu perjalanan yang lelah tapi mudah2an menjadi lillah pak, semoga semakin banyak bermanfaat untuk orang banyak terutama para siswa menjadi termotivasi ,dan semoga menjadi Jariah yang Allah Ridhoi sedikit pantun
    Beli palu kebelgia beserta sahabat.
    Bolehlah di lanjut,kaka sekawan,bersama nana wasis naik motor kesebelah.
    Kalau ingin bahagia dan bermanfaat.
    Kenallah dgn pa Tajud,waka kesiswaan,pembina osis dan operator sekolah.

    BalasHapus
  2. Terimakasih banyak atas motivasi yang selalu Bu nur berikan, semoga kita bisa terus memberi manfaat

    BalasHapus