VIDEO TOPIK 1 — MODUL PEDAGOGIK
Teori Belajar & Pembelajaran (Behavioristik, Piaget, Thorndike, Watson, Skinner, dll.)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pada kesempatan kali ini kita akan belajar tentang teori belajar dan pembelajaran, khususnya teori behavioristik, Piaget, serta penerapannya menurut para pakar. Berikut ringkasannya:
1. Teori Behavioristik
Menurut teori ini, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi stimulus dan respon.
- Stimulus: segala hal yang diberikan guru kepada siswa (materi, strategi, ujian, dsb).
- Respon: reaksi siswa (perubahan prestasi, perilaku, sikap).
Kata kunci: perubahan perilaku yang dapat diamati dan diukur.
2. Teori Thorndike (Koneksionisme)
Thorndike menjelaskan belajar sebagai proses pembentukan koneksi stimulus-respon. Eksperimennya pada kucing menghasilkan konsep trial and error (coba-coba hingga berhasil). Temuan penting:
- Hukum Latihan: hubungan stimulus-respon semakin kuat bila sering digunakan.
- Hukum Akibat: tindakan yang menyenangkan cenderung diulang, yang tidak menyenangkan dihindari.
- Hukum Kesiapan: keberhasilan belajar dipengaruhi kesiapan siswa (mental & materi).
3. Teori Watson
Watson menegaskan bahwa hanya perilaku yang dapat diamati yang menjadi ukuran belajar. Faktor mental yang tak terukur dianggap tidak relevan.
Eksperimen terkenal: bayi yang awalnya tidak takut tikus putih menjadi takut setelah dikaitkan dengan suara keras → lahir konsep classical conditioning.
4. Teori Skinner (Operant Conditioning)
Skinner menekankan peran penguatan (reinforcement). Perilaku akan meningkat jika diperkuat dengan hadiah/motivasi, dan menurun jika tidak ada penguatan.
- Penguatan positif: hadiah, pujian, sertifikat, tunjangan profesi guru, dll.
- Penguatan negatif: hukuman atau konsekuensi yang tidak menyenangkan.
Banyak diterapkan dalam pendidikan, misalnya PPG dan sertifikasi guru yang memberi penghargaan setelah proses pembelajaran.
5. Kelemahan Teori Behavioristik
- Tidak menjawab masalah pendidikan kompleks (misalnya motivasi intrinsik siswa).
- Tidak dapat menjelaskan variasi emosi dan motivasi setiap siswa.
- Cenderung membuat siswa berpikir linier, kurang kreatif.
- Pembelajaran berpusat pada guru.
- Hanya menekankan hasil yang dapat diamati & diukur.
6. Penerapan Positif dalam Pendidikan
- Pemberian tes sebagai alat ukur perilaku belajar siswa.
- Latihan berulang agar respon lebih permanen.
- Penguatan positif untuk memotivasi siswa berprestasi.
- Apersepsi penting untuk mempersiapkan siswa secara mental sebelum belajar.
Demikian ringkasan dari teori belajar behavioristik dan penerapannya. Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar